Ibu hamil sangat rentan terkena anemia terlebih pada trimester pertama. Sebab pada awal kehamilan banyak sel darah merah yang digunakan dalam pembentukan janin. Untuk Anda yang memiliki riwayat terserang anemia. pada kondisi hamil hal ini sangat besar kemungkinan terjadi. Disini kita akan bahas bagaimana gejala dan cara mengatasinya anemia pada ibu hamil?
Anemia Pada Ibu Hamil
Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana rendahnya konsentrasi hemoglobin (Hb) atau hematokrit berdasarkan nilai ambang batas (referensi) yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah merah (eritrosit) dan Hb, meningkatnya kerusakan eritrosit (hemolisis), atau kehilangan darah yang berlebihan.
Nilai normal HB pada ibu hamil
Nilai ambang batas yang di gunakan untuk menentukan status anemia pada ibu hamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori normal ( > 11gr/dl ) , anemia ringan (9-10 gr/dl), anemia sedang (8-7 gr/dl), dan anemia berat (< 7 gr/dl). Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil sebesar 11,28 mg/dl, hemoglobin terendah 7,63 mg/dl dan tertinggi 14,00 mg/dl.
Penyebab anemia pada ibu hamil
Penyebab anemia pada ibu hamil biasanya dikarenakan beberapa hal.
- Pola makan ibu hamil yang terganggu diakibatkan rasa mual yang sering terjadi selama proses kehamilan;
- Rendahnya cadangan zat besi pada ibu hamil diakibatkan menstruasi atau proses persalinan sebelumnya;
- Kebutuhan zat besi yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan janin;
- Asupan zat besi yang dikonsumsi oleh ibu hamil kurang banyak.
- Umur Ibu hamil.
Ibu hamil yang umurnya kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, sekitar 74,1 % mengalami anemia. Bahaya anemia ini dapat mengancam keselamatan ibu serta janinnya, karena sangat beresiko mengalami pendarahan dan menyebabkan ibu menderita anemia. - Paritas tinggi.
Seorang wanita yang mengalami paritas (kelahiran) tinggi, mempunyai resiko 1.454 kali lebih besar mengalami anemia, dibanding dengan paritas rendah. - Kurang Energi Kronis ( KEK ).
Ibu hamil KEK adalah ibu hamil yang mempunyai LILA ( Lingkar lengan atas ) <23,5 cm. Deteksi dengan ukuran LILA yang rendah mencerminkan kekurangan energi dan protein dalam asupan makanan sehari-hari. Hal ini biasanya diiringi juga dengan kurangnya zat gizi lain termasuk, kekurangan makanan yang mengandung zat besi pembentuk darah. - Infeksi dan Penyakit.
Ibu yang sedang hamil sangat rentan terhadap virus dan penyakit menular. Beberapa infeksi virus penyakit paling mematikan walau tidak hanya mengancam nyawa ibu tetapi juga dapat memberikan dampak berbahaya bagi janin. Misalnya, pertumbuhan janin terhambat, bayi mati dalam kandungan serta cacat bawaan. Pada saat terinfeksi penyakit, ibu hamil akan kekurangan banyak cairan dan zat besi. Penyakit ibu yang berupa penyakit menular dapat mempengaruhi kesehatan janin apabila plasenta rusak akibat bakteri atau virus yang terdapat pada penyakit. - Jarak Kehamilan Terlalu Dekat.
Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu yang sangat singkat untuk memulihkan kondisi ke sebelumnya. Pada ibu hamil dengan jarak dekat beresiko terjadi anemia dalam kehamilan, karena cadangan zat besi ibu hamil pulih akhirnya berkurang untuk keperluan janin yang dikandungnya.
Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
Setelah mengetahui penyebab anemia dan dampaknya yang mengerikan tersebut, perlulah kiranya Anda juga peka terhadap gejala anemia pada ibu hamil. Berikut ini merupakan beberapa gejalanya.
- Wajahnya terlihat sangat pucat;
- Cepat merasa lelah;
- Jantungnya seringkali berdebar-debar lebih cepat dari ukuran normal;
- Nafasnya berhembus lebih cepat;
- Seringkali menderita sakit kepala;
- Nafsu makan yang berkurang;
- Kesehatan tubuh yang menurun;
- Seringkali merasa lemah dan letih;
- Gangguan dalam penyembuhan luka.
Pengaruh Anemia Pada Ibu Hamil
Anemia saat masa kehamilan memberikan pengaruh kurang baik bagi ibu hamil, baik dalam masa kehamilan, saat persalinan, nifas dan proses selanjutnya. Bahaya anemia saat kehamilan, adalah sebagai berikut :
- Keguguguran ( Abortus )
- Kelahiran prematur
- Persalinan yang lama akibat kelelahan otot rahim di dalam berkontraksi ( inersia utari)
- Perdarahan akibat tidak adanya kontraksi otot rahim ( atonia uteri)
- Syok
- Infeksi saat bersalin maupun pasca bersalin
- Hipoksia – Anemia yang berat yaitu < 4 gram dapat menyebabkan dekompensasi kordis. Akibat anemia ini, dapat menyebabkan syok dan kematian pada ibu saat persalinan.
Pencegahan Anemia Pada Ibu hamil
- Perbanyak makan yang mengandung zat besi. Misalnya unggas dan ikan, daging merah atau sayuran yang memiliki daun hijau gelap, telur dan kacang-kacangan.
- Konsumsi Vitamin B12 dan Vitamin C. Vitamin C berperan membantu penyerapan zat besi ke dalam tubuh buah yang mngandung vitamin C, diantaranya :
- Mangga. Satu mangkuk mangga dapat memenuhi kebutuhan vitamin C selama satu hari. Selain itu, mangga juga kaya kandungan vitamin A yang sangat dibutuhkan untuk menghindari gangguan dan penurunan sistem pertahanan tubuh pada bayi nantinya.
- Apel. Serat, vitamin A, vitamin C, dan kalium merupakan nutrisi andalan apel yang sangat bagus untuk ibu hamil. Sebuah penelitian menunjukkan, risiko asma dan alergi lebih rendah pada bayi dari ibu yang mengonsumsi apel secara teratur pada saat hamil.
- Pisang. Pisang kaya kandungan kalium dan dapat menjadi pasokan energi yang cepat pada ibu hamil. Pisang juga sangat tepat dikonsumsi ibu hamil yang sering merasa mual. Selain itu, pisang juga mengandung vitamin B-6, vitamin C dan serat. Konsumsi pisang dapat dikombinasikan dengan buah lain atau dengan campuran yogurt.
- Alpukat/ Kandungan utama asam folat yang tinggi pada alpukat membuatnya jadi pilihan buah yang bagus untuk ibu hamil. Selain itu, alpukat juga banyak mengandung vitamin C, vitamin B, vitamin K, serat dan beragam zat mineral. Beberapa jenis mineral dapat membantu mengatasi gejala mual atau kram yang sering dialami ibu hamil. Untuk janin, buah ini dipercaya penting untuk perkembangan otak dan sistem saraf.
- Jeruk. Jeruk banyak mengandung vitamin C, asam folat, serat, sekaligus sebagai asupan cairan bagi tubuh yang membantu menghindari dehidrasi pada ibu hamil. Selain jeruk, lemon dapat menjadi pilihan buah yang bagus untuk ibu hamil. Kandungan vitamin C yang tinggi pada lemon ditambah lagi dapat membantu meringankan rasa mual, sekaligus melancarkan pencernaan pada ibu hamil.
- Pilih makanan yang memiliki kandungan asam folat tinggi. Misalnya sayuran berdaun hijau, kacang kering, salmon, roti, sereal.
- Minum susu secara teratur siang atau malam, susu akan mencegah Anda terserang penyakit anemia.
Menilai Kondisi dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
Jika anda memiliki gejala yang berhubungan dengan anemia seperti mudah lelah, pucat pada kelopak mata, ujung jari dan wajah, Anda dianjurkan untuk segera memeriksakan diri kedokter. Dengan melakukan pemeriksaan sejak dini maka akan diketahui apakah kondisi tersebut berkaitan dengan anemia atau penyakit lainnya.
Jangan anggap remeh anemia pada ibu hamil, karena dapat mengganggu perkembangan janin dan kondisi kesehatan ibu hamil secara keseluruhan. Konsultasikan kepada dokter untuk menjalani pemeriksaan zat besi dalam darah jika mengalami gejala anemia pada ibu hamil seperti yang disebutkan di atas.
Baca Juga: Preeklamsia Pada Ibu Hamil