Penyakit Kaki Gajah adalah golongan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Penyakit kaki gajah atau penyakit filariasis ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat kelamin, baik pada perempuan maupun laki-laki.
Penyakit kaki gajah bukanlah penyakit yang mematikan, namun ia dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan juga memalukan. WHO menerangkan bahwa penyakit kaki gajah merupakan penyakit tropis yang terabaikan. Infeksi biasanya didapat seseorang pada masa kecil, dan menyebabkan kerusakan tersembunyi untuk sistem limfatik.
Wujud dari penyakit ini sendiri terlihat menyakitkan dan sangat mengubah bentuk. Limfoendema, kaki gajah, dan pembengkakan skrotum dapat terjadi di kemudian hari dan menyebabkan cacat permanen. Para pasien tidak hanya cacat fisik, namun juga menderita kerugian mental, sosial, dan finansial, sehingga memberikan kontribusi untuk stigma dan kemiskinan. Meski tidak mematikan, penyakit kaki gajah atau filariasis adalah salah satu penyakit yang sulit diatasi. Pasalnya, kaki atau anggota tubuh lain yang membesar tidak dapat disembuhkan, yang bisa dilakukan hanyalah mencegah agar tak terjadi kecacatan.
Penyebab filariasis
Ada tiga jenis cacing filaria yang menyebabkan kaki gajah, yaitu:
- Wuchereria bancrofti, yang bertanggung jawab atas 90% kasus.
- Brugia malayi, yang menyebabkan kasus sebagian dari sisanya.
- Brugia timori, yang menyebabkan kasus sebagian kecil.
Cacing dewasa menetap dalam sistem limfatik dan mengganggu sistem kekebalan tubuh. Cacing bisa hidup selama rata-rata 6-8 tahun, dan selama hidupnya, mereka menghasilkan jutaan mikrofilaria (larva dewasa) yang beredar dalam darah.
Nyamuk terinfeksi mikrofilaria ketika ia menelan darah manusia yang telah terinfeksi. Mikrofilaria dewasa berubah menjadi larva infektif dalam nyamuk. Ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit orang, larva masuk ke dalam tubuh manusia dan bermigrasi ke pembuluh limfatik dan kemudian menjadi cacing dewasa.
Filariasis dapat ditularkan oleh berbagai nyamuk, misalnya nyamuk Culex (yang banyak beredar di seluruh daerah perkotaan dan semi perkotaan), nyamuk Anopheles (yang beredar di daerah pedesaan), dan nyamuk Aedes (yang banyak terdapat di pulau-pulau endemik di Pasifik).
Cara Penularan Filariasis
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi filariasis apabila orang tersebut digigit nyamuk yang sudah terinfeksi, yaitu nyamuk yang dalam tubuhnya mengandung larva (L3). Nyamuk sendiri mendapat mikro filarial karena menghisap darah penderita atau dari hewan yang mengandung mikrofolaria. Nyamuk sebagai vector menghisap darah penderita (mikrofilaremia) dan pada saat itu beberapa microfilaria ikut terhisap bersama darah dan masuk dalam lambung nyamuk. Dalam tubuh nyamuk microfilaria tidak berkembang biak tetapi hanya berubah bentuk dalam beberapa hari dari larva 1 sampai menjadi larva 3, karenanya diperlukan gigitan berulang kali untuk terjadinya infeksi. Didalam tubuh manusia larva 3 menuju sistem limfe dan selanjutnya tumbuh menjadi cacing dewasa jantan atau betina serta bekembang biak.
Gejala Penyakit Kaki Gajah
Gejala dan tanda penyakit kaki gajah terbagi menjadi dua, yaitu gejala akut dan gejala kronis. Pada gejala akut, Anda akan merasakan:
- Demam berulang-ulang selama 3-5 hari (demam hilang ketika beristirahat dan muncul lagi setelah beraktivitas berat).
- Bengkaknya kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha atau ketiak yang tampak kemerahan, panas, dan sakit.
- Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit, yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan ke arah ujung.
- Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, atau buah zakar, yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas.
- Pada gejala kronis Anda akan merasakan pembesaran yang menetap pada tungkai, lengan, buah dada, atau buah zakar.
Fase Penyakit Kaki Gajah
Faktanya, seseorang yang terinfeksi cacing ini tidak bisa langsung dipastikan karena penyakit ini memiliki beberapa fase, yaitu tanpa gejala, akut, dan kronis.
Fase tanpa gejala
Saat seseorang terinfeksi cacing filaria, dia tidak akan langsung menunjukkan gejala tertentu. Meski demikian, pada fase ini sebenarnya telah terjadi kerusakan sistem aliran getah bening dan limpa, seiring terjadinya perubahan pada sistem kekebalan tubuh.
Fase akut
Ditandai dengan adanya peradangan pada kulit, kelenjar getah bening, dan pembuluh getah bening, yang biasanya menyertai pembengkakan kelenjar getah bening yang sudah kronis, dan kaki gajah. Hal ini disebabkan oleh respons sistem kekebalan tubuh terhadap parasit. Gejala-gejala yang dapat muncul pada fase akut ini meliputi demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan pembengkakan pada tungkai kaki dan kantung zakar.
Fase kronis
Saat memasuki fase kronis, pembengkakan jaringan limfa dan penebalan kulit pada kaki dan zakar bisa terjadi. Pada wanita, dapat terjadi pembengkakan pada payudara dan organ kelamin.
Pencegahan dan Penanganan
Ada beberapa cara untuk mencegah dan menangani penyakit kaki gajah. Untuk pencegahan, Anda harus:
- Melakukan pendidikan dan pengenalan penyakit kaki gajah pada penderita dan warga di sekitarnya.
- Melakukan pemberantasan nyamuk di wilayah masing-masing untuk memutuskan mata rantai dan penularan penyakit ini.
- Melakukan gerakan 3M (menguras, menutup, mengubur) dan menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal terpenting untuk mencegah terjadinya perkembangan nyamuk di wilayah tersebut.
- Berusahalah untuk menghindari diri dari gigitan nyamuk penular.
Untuk penanganan, Anda harus:
- Menganjurkan penderita untuk segera berobat ke fasilitas kesehatan.
- Melaporkan penemuan kasus kepada Puskesmas setempat dan aparat desa.
- Pengobatan massal dapat dilakukan di daerah yang terkena wabah dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC), yang dikombinasikan dengan Albenzol setahun sekali selama 5-10 tahun. Untuk mencegah reaksi seperti demam, Anda dapat memberikan Paracetamol. Pengobatan massal dapat dihentikan jika tingkat mikrofilaria (MF rate) berada pada <1%.
Sebagai negara tropis, Indonesia merupakan tempat yang nyaman bagi nyamuk untuk berkembang biak. Oleh karena itu, wajar jika lebih dari seratus juta penduduknya berisiko terinfeksi penyakit filariasis
Ketika nyamuk mengisap darah seseorang yang mengandung cacing filaria, maka cacing tersebut akan turut menginfeksi nyamuk. Selanjutnya, nyamuk yang telah terinfeksi ini akan menyebarkan cacing filaria ketika menggigit orang lain. Larva cacing filaria kemudian akan tinggal di dalam pembuluh getah bening.
Di dalam pembuluh getah bening inilah larva cacing filaria akan tumbuh dewasa dan berkembang biak. Cacing dewasa sendiri bisa hidup hingga 7 tahun lamanya dalam pembuluh getah bening manusia. Mereka akan menyebarkan jutaan cacing ke dalam pembuluh darah sehingga ketika digigit, nyamuk bisa menularkannya kepada orang lain. Lakukan lah pencegahan sebaik mungkin, dan berikan penanganan secara cepat dan tepat jika sudah terlanjur terjangkit penyakit ini.
Baca Juga: Macam Macam Penyakit Kanker Dan Gejalanya
Referensi : http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/lymphatic-filariasis