Pada zaman milenial ini, banyak sekali ibu yang baru lahir harus terpaksa berpisah dengan anaknya, karena bayi harus diberi terapi sinar untuk penanganan yang lebih lanjut. Karena mengalami kuning dibagian kulit. Pernahkah anak Anda mengalami masalah ini? Atau mungkin bayi Anda , yang kulitnya nampak kekuningan beberapa hari setelah lahir? Untuk lebih mengerti tentang seluk beluk penyakit kuning pada bayi (ikterus pada bayi) mari kita bahas bersama-sama uraian berikut ini.
Ikterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum adalah perubahan warna kuning yang terjadi pada neonatus atau bayi-bayi yang baru lahir. Perubahan warna ini dapat dilihat pada mata, rongga mulut, dan kulit. Kenapa warna kulit menjadi kuning ? karena, adanya peningkatan peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Ikterus pada bayi yang baru lahir dapat merupakan suatu hal yang fisiologis (normal), terdapat pada 25% – 50% pada bayi yang lahir cukup bulan. Tetapi, juga bisa merupakan hal yang patologis (tidak normal) seperti sepsis (infeksi berat), penyumbatan saluran empedu, dan lain-lain.
Bilirubin sering digolongkan kedalam kelompok senyawa antioksidan. Salah satu manfaatnya adalah dapat mencegah dan menghentikan penyakit autoimun seperti sklerosis multiple. Bilirubin yang dihasilkan oleh sel retikuloendotel bersifat tidak larut dalam air. Sehingga untuk dapat diangkut oleh plasma darah menuju hati, bilirubin harus di ikatkan dengan albumin.
Macam-macam Ikterus pada bayi yang terjadi pada neonatus
Ikterus fisiologis
Ikterus fisiologis memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Timbul kuning setelah usia 24 jam
- Peningkatan bilirubin tidak lebih dari 5 mg/dL dalam 24 jam
- Mencapai kadar puncak pada hari ke-3 sampai hari ke-5 (pada bayi kurang bulan: kadar puncak pada hari ke-4 hingga hari ke-7) dan kadar maksimal tidak lebih dari 15 mg/dL
- Menghilang pada hari ke-7 (pada bayi kurang bulan akan menghilang sejak hari ke-14)
Ikterus patologis
Di sisi lain, ikterus patologis umumnya ditandai dengan:
- Muncul pada 24 jam pertama
- Peningkatan bilirubin > 5 mg/dL per 24 jam
- Kuning menetap setelah hari ke-7 (aterm) atau setelah hari ke-14 (preterm)
- Kadar bilirubin total > 15 mg/dL
Gejala ikterus neonatus
- Beberapa bagian tubuh bayi berubah menjadi kekuningan, terutama pada bagian telapak kaki, telapak tangan, mulut dan mata bayi. Kemudian warna kuning akan menyebar ke semua bagian tubuh bayi dalam waktu yang sangat cepat.
- Penyakit akan terlihat dengan gejala yang lebih cepat sejak dilahirkan dan paling lama 72 jam setelah dilahirkan.
- Bagian mata dan mulut serta semua bagian wajah bayi bisa berubah menjadi kekuningan dan bayi menjadi sangat lemah.
- Bayi tidak mau minum ASI sejak baru dilahirkan dan sangat sulit untuk memberikan ASI pada bayi. Kondisi ini bisa memicu bayi menjadi sangat lemah termasuk resiko dehidrasi dan hipotermia pada bayi.
- Bayi akan lebih sering tidur dan terlihat sangat lemah. Berbeda dengan bayi yang sehat dan langsung menerima ASI atau colostrum sehingga bayi menjadi sangat lemah dan penilaian kesehatan bayi menjadi sangat rendah.
- Bayi mengeluarkan urin dan kotoran dengan warna yang lebih kuning dan keruh. Kondisi ini disebabkan karena bilirubin yang sangat tinggi dalam tubuh bayi sudah merusak sistem sekresi pada bayi. Ini menjadi indikasi bahwa kondisi tubuh bayi sangat buruk.
Baca Juga: Pengertian Cerebral Palsy
Penyebab ikterus pada bayi
Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
- Produksi yang berlebihan, misalnya pada pemecahan darah (hemolisis) yang berlebihan pada incompatibilitas (ketidaksesuaian) darah bayi dengan ibunya.
- Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi akibat dari gangguan fungsi liver.
- Gangguan transportasi karena kurangnya albumin yang mengikat bilirubin.
- Gangguan ekskresi yang terjadi akibat sumbatan dalam liver (karena infeksi atau kerusakan sel liver).
Penatalaksanaan ikterus pada bayi
- Bawa segera ke tenaga kesehatan untuk memastikan kondisi ikterus pada bayi kita masih dalam batas normal (fisiologis) ataukah sudah patologis.
- Dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan analisa penyebab yang mungkin. Bila diduga kadar bilirubin bayi sangat tinggi atau tampak tanda-tanda bahaya, dokter akan merujuk ke RS agar bayi mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang memadai.
- Di rumah sakit, bila diperlukan akan dilakukan pengobatan dengan pemberian albumin, fototerapi (terapi sinar), atau tranfusi tukar pada kasus yang lebih berat.
Komplikasi yang ditimbulkan oleh terapi sinar
Setiap pengobatan selalu akan menimbulkan efek samping. Dlam penelitian yang dilakukan selama ini, tidak ditemukan pengaruh negatif terapi sinar terhadap tumbuh kembang bayi. Efek samping hanya bersifat sementara, dan dapat dicegah/diperbaiki dengan memperhatikan tata cara penggunaan terapi sinar.
Kelainan yang mungkin timbul karena terapi sinar antara lain:
- Peningkatan kehilangan cairan tubuh bayi. Karena itu pemberian cairan harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Bila bayi bisa minum ASI, sesering mungkin berikan ASI.
- Frekwensi buang air besar meningkat karena hiperperistaltik (gerakan usus yang meningkat).
- Timbul kelainan kulit yang bersifat sementara pada muka, badan, dan alat gerak.
- Kenaikan suhu tubuh.
- Kadang pada beberapa bayi ditemukan gangguan minum, rewel, yang hanya bersifat sementara.
Komplikasi biasanya bersifat ringan dan tidak sebanding dengan manfaat penggunaannya. Karena itu terapi sinar masih merupaka pilihan dalam mengatasi hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir.
Penatalaksanaan ikterus pada bayi fisiologis (normal)
- Harus diberi cukup minum (berikan ASI sebanyak-banyaknya). Sebagian peran ibu sering terkecoh pada bayi yang tenang dan sering tidur. Padahal, pada saat itu bayi perlu konsumsi ASI sebanyak-banyaknya untuk menghindari terjadinya hiperbilirubin.
- Bila dirawat dirumah bayi dijemur di panas matahari pagi antara 8.00-9.00 pagi.
- Kalau perlu diberikan light therapy (terapi sinar).
Cara mencegah ikterus pada bayi
Ikterus pada bayi dapat dicegah sejak masa kehamilan, dengan cara pengawasan kehamilan dengan baik dan teratur, untuk mencegah sedini mungkin infeksi pada jenis dan bipoksida (kekurangan oksigen) pada janin didalam rahim.
Pada masa persalinan jika terjadi hipoksida misalnya karena kesulitan lahir, lilitan tali pusat., dan lain-lain, segera diatasi dengan cepat dan tepat. Sebaiknya, sejak lahir, biasakan anak dijemur dibawah sinar matahari pagi sekitar jam 7-jam 8 pagi setiap hari selama 15 menit dengan membuka pakaiannya.
waspadai tanda dan gejala sedini mungkin anak mengalami ikterus,orang tua perlu perhatikan pada anak jika terjadi Dehidrasi/Asupan kalori tidak adekuat (misalnya: kurang minum, muntah-muntah),
Pucat Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis. Ketidakcocokan golongan darah ABO, rhesus, defisiensi G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular, Trauma lahir:Bruising, sefalhematom (peradarahn kepala), perdarahan tertutup lainnya.
Pletorik (penumpukan darah) : Polisitemia, yang dapat disebabkan oleh keterlambatan memotong tali pusat, bayi KMK Letargik dan gejala sepsis lainnya serta Petekiae (bintik merah di kulit).jika bayi dalam keadaan seperti ini maka orang tua perlu mencurigai akan tanda-tanda bahwa bayi mengalami ikterus dan segera konsultasikan ke dokter atau dokter spesialis anak
Baca Juga: Penyakit Demam Berdarah dan Pengobatannya