Perbandingan Obat Herbal Dengan Obat Kimia

Perbandingan Obat Herbal Dengan Obat Kimia

Obat kimia vs obat herbal, mana yang paling tepat?

Saat ini banyak masyarakat yang masih kurang paham akan perbedaan obat herbal dan obat kimia. Umumnya mereka hanya tahu obat kimia dapat menyembuhkan penyakit secara langsung, sedangkan obat herbal sebagai alternatif jika obat kimia tidak dapat menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Akibat kurangnya pengetahuan ini, yang juga dialami oleh banyak dokter yang berkeyakinan jika obat kimia lebih efektif ketimbang obat herbal. Akibatnya masyarakat hingga kini lebih tersugesti jika sakit sebaiknya minum obat kimia ketimbang obat herbal.

Namun, Dalam memutuskan pengobatan dan obat apa yang akan digunakan, tradisional atau kimia, sebaiknya,masing-masing harus memikirkan kebutuhan dan situasi serta kondisi yang sedang dihadapi. Mengapa? Karena Salah satu alasannya adalah reaksi dan cara kerja yang berbeda antara kedua herbal tersebut. Berikut kita ulas dahulu sejarah perkembangan obat.

Sejarah Singkat Perkembangan Obat

Obat ialah semua zat baik kimiawi, hewani maupun nabati, yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut gejala-gejalanya. Kebanyakan obat yang digunakan dimasa lampau adalah obat yang berasal dari tanaman. Dengan cara mencoba –coba, secara empiris orang purba mendapatkan pengalaman dengan berbagai macam daun atau akar tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit. Pengetahuan ini secara turun temurun disimpan dan dikembangkan, sehingga muncul ilmu pengobatan rakyat, sebagaimana pengobatan tradisional jamu di Indonesia.

Obat yang pertama digunakan adalah obat yang berasal dari tanaman yang di kenal dengan sebutan obat tradisional (jamu) atau pun herbal. Obat-obat nabati ini di gunakan sebagai rebusan atau ekstrak dengan aktivitas yang seringkali berbeda-beda tergantung dari asal tanaman dan cara pembuatannya.

Lambat laun hal ini dianggap kurang memuaskan, maka ahli-ahli kimia mulai mencoba mengisolasi zat-zat aktif yang terkandung dalam tanaman – tanaman sehingga menghasilkan serangkaian zat – zat kimia sebagai obat misalnya:

1. efedrin dari tanaman Ephedra vulgaris ,
2. atropin dari Atropa belladonna,
3. morfin dari Papaver somniferium,
4. digoksin dari Digitalis lanata,
5. reserpin dari Rauwolfia serpentina,
6. vinblastin dan Vinkristin adalah obat kanker dari Vinca Rosea.

Pada awal abad ke 20 mulailah dibuat obat – obat sintesis, misalnya asetosal, di susul kemudian dengan sejumlah zat-zat lainnya. Pendobrakan sejati baru tercapai dengan penemuan dan penggunaan obat-obat kemoterapeutik sulfanilamid (1935) dan penisillin (1940). Sejak tahun 1945 ilmu kimia, fisika dan kedokteran berkembang dengan pesat. Penemuan-penemuan baru, menghasilkan lebih dari 500 macam obat setiap tahunnya, sehingga obat-obat kuno semakin terdesak oleh obat-obat baru. Kebanyakan obat-obat yang kini digunakan di temukan sekitar 20 tahun yang lalu, sedangkan obat-obat kuno di tinggalkan dan diganti dengan obat modern tersebut.

Selain yang telah dijelaskan diatas, berikut adalah perbandingan obat herbal dengan obat kimia  serta efek samping obat herbal dan obat kimia:

Obat Herbal Tradisional

Hal positif obat herbal tradisional :
a.Tidak ada efek samping jika digunakan pada dosis normal
b. Efektif, bahkan untuk penyakit yang sulit diobati secara medis.
c. Harga murah dan dapat ditanam sendiri
d. Aplikasinya lebih sederhana

Hal negatif obat  herbal tradisional:
a. minimnya uji klinis.
b. Efek terapi akan terasa lebih lama

Obat Kimia

Hal positif obat kimia:
a. Reaksi cepat untuk penyembuhan penyakit
Mungkin hanya itu saja kelebihan dari obat kimia, dan kebanyakan memang dampak negatif obat kimia yang digunakan terus menerus sehingga akan membuat dampak buruk yang terjadi pada tubuh seperti melemahnya organ tubuh, dll.

Hal negatif obat kimia:
a. memiliki efek samping
b. sering tidak efektif untuk penyakit tertentu.
c. harga yang mahal karena faktor impor.

jadi, baik obat herbal atau pun obat kimia, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, tergantung penggunaannya. Sekarang bukan mana yang paling tepat tapi kapan waktu yang paling tepat untuk menggunakannya. Sebagai contoh dikarenakan reaksi obat tradisional yang lambat, pada kasus darurat seperti perdarahan, obat kimia lebih baik digunakan karena reaksinya yang lebih cepat dalam mengatasi gejala dan meredam rasa sakit.

Kombinasi Obat Herbal dan Obat Kimia

Hal yang sama berlaku untuk penanganan pasien pada kasus penyakit akut seperti kanker stadium akhir. Karena bersifat darurat, pengobatan konvensional seperti operasi dan bedah lebih efektif karena relatif cepat.
Dalam kondisi tersebut, jika pasien menginginkan, herbal dapat tetap diberikan tetapi tidak dapat digunakan secara tunggal melainkan dapat dikombinasikan penggunaannya bersama obat kimia dan obat medis lainnya yang diperlukan. Pada saat seperti itu, fungsi obat herbal lebih dititikberatkan pada peningkatakan efektifitas pengobatan sekaligus mengurangi efek samping yang ditimbulkan obat kimia.

Berbeda halnya dengan obat tradisional yang bekerja langsung pada sumbernya dengan memperbaiki keseluruhan sistem tubuh yakni dengan memperbaiki sel-sel, jaringan, dan organ-organ tubuh yang rusak serta dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk berperang melawan penyakit. Berikut akan kita bahas contoh pengobatan beberapa penyakit baik secara kimia maupun herbal

Berikut contoh perbandingan obat herbal dan obat kimia

Antihipertensi (menurunkan tekanan darah)

Herbal : Jahe,Kayu manis,Kapulaga, Omega 3
Kimia : captopril, enalapril, candesartan, irbesartan, amlodipline, nifedipine

Antipiretik (demam)

Herbal : Lempuyang Emprit (Zingiber amaricans),Kunyit (Curcuma longa) ,Sambiloto (Andrographis paniculata),Pegagan (Centella asiatica L.),Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.)
Kimia : ibuprofen, ketoprofen, paracetamol, aspirin, acetaminophen

Pereda nyeri

Herbal : jahe, kunyit, daun mint, minyak cengkeh dll
Kimia : Aspirin, asetaminophen, paracetamol, ibuprofen

Antikolesterol (menurunkan kolesterol)

Herbal : bawang putih, kunyit, sambiloto, seledri, akar manis
Kimia : simvastatin, lovastatin, pravastatin

Diabetes (penyakit gula)

Herbal : Daun Mangga,Daun Kemangi,Bawang Merah,Daun Salam,Klabet atau Fenugreek,Mengkudu,Lidah Buaya,Daun Sambiloto,Ginseng,Daun Sirsak
Kimia : glibenclamide, glimepiride, metformin dll

Antidiare (pereda diare)

Herbal : daun jambu biji, air kelapa, jahe dll
Kimia : oralit, lodia, loperamide, norit

Batuk

Herbal : jeruk nipis, jahe, madu, kencur
Kimia : OBH, bromhexin HCL, brochifar, grantusif

Maag (penyakit asam lambung)

Herbal : jahe, kunyit, daun salam, daun pepaya, lidah buaya, daun pepaya dll

Kimia : ranitidine, simetidine, antasida

Perdebatan mengenai mana yang lebih unggul antara obat herbal dan obat kimia mungkin tidak akan ada habisnya. Bagi para pendukungnya sampai-sampai seolah muncul dua kubu yang saling berseberangan. Para pendukung obat herbal meyakini bahwa penggunaan obat herbal yang alami menjaga penggunanya terhindar dari efek samping obat dalam jangka panjang. Sementara pendukung obat kimia meragukan efektivitas dari obat-obatan herbal untuk mengobati penyakit. Intinya bukan mana yang lebih tepat, tapi kapan yang lebih tepat, obat kimia memang sangat dibutuhkan namun jangan jadikan obat kimia itu sebagai gantungan untuk hidup sehat, jika dalam kondisi kedaruratan maka obat kimia adalah rujukan pertama, namun setelah kondisi tubuh normal kembali, sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi jangka panjang. Life is choice, pilihlah cara pencegahan ketika tubuh anda sudah sehat, salah satunya adalah dengan konsumsi herbal, untuk menunjang kesehatan anda, karena jauh lebih aman jika dikonsumsi secara tepat.

Baca Juga : 11 Cara Awet Muda Alami – Tip dan Cara Awet Muda