Penyakit leukimia merupakan salah satu mimpi buruk bagi sebagaian orang. Bagaimana tidak, Leukimia tergolong penyakit yang dapat menggerogoti daya tahan tubuh dengan cepat.
Leukimia adalah kanker yang menyerang sel darah dan sumsum tulang belakang, atau dikenal juga dengan kanker darah. Penyakit leukimia memengaruhi produksi dan fungsi leukosit atau sel darah putih dalam melawan infeksi, karena DNA darah mengalami kerusakan. Kondisi tidak normal tadi menyebabkan sumsum tulang belakang memroduksi sel darah putih secara berlebihan. Hal ini mengakibatkan penumpukan dalam sumsum tulang dan mengurangi jumlah sel darah yang sehat.
Penyebab Kanker Darah (Leukemia)
Seperti kebanyakan jenis kanker, penyebab pasti kanker darah belum diketahui. Satu yang pasti adalah bagaimana kondisi ini berkembang: tubuh memproduksi sel darah yang berbeda-beda dari sumsum tulang, bagian lembut dari tulang. Sel-sel darah ini diproduksi oleh sel induk. Sel darah merah bertanggungjawab untuk mengalirkan oksigen ke sel-sel lainnya, sementara sel darah putih bertindak sebagai prajurit yang menjaga lapisan pertahanan tubuh dan merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Akan tetapi, sel harus mati dalam proses yang disebut apoptosis. Sel kanker darah tidak melalui tahapan ini, sehingga jumlah sel darah putih dalam darah semakin menumpuk. Pada jangka panjang, mereka dapat menyebabkan banyak sekali penyakit serius termasuk kekurangan sel darah merah atau anemia.
Terdapat empat jenis utama kanker darah:
1. Leukemia Mieloid Akut – Ini merupakan jenis kanker darah yang paling cepat berkembang. Jenis kanker ini ditandai dengan produksi sel yang tidak berkembang menjadi sel darah putih. Jenis ini terbagi ke dalam delapan sub-jenis berdasarkan sumber kondisinya.
2. Leukemia Limfositik Akut (ALL) – Jenis kanker darah ini seringkali terjadi pada kelompok usia tertentu: pada anak-anak berusia di bawah 15 tahun dan orang dewasa berusia di atas 45 tahun. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama anak laki-laki. Pada jenis ini, sel yang belum matang terkumpul dari sumsum, mengalir melalui aliran darah, dan disebarkan ke beberapa bagian tubuh termasuk otak dan hati. Karena sel tersebut dapat membelah diri dan menyebar kemana-mana, kasus yang diderita pasien dapat bertambah parah dengan cepat. Para pasien yang menderita ALL juga seringkali memiliki lebih banyak sel B, yang berarti mereka dapat melawan infeksi, namun tidak membunuh bakteri.
3. Leukemia Mieloid Kronis – Kanker jenis ini cukup unik karena hanya jenis ini yang memiliki hubungan dengan gen cacat yang disebut ABL dan BCR, yang disebabkan oleh masalah pada kromosom Ph.
4. Leukemia Limfositik Kronis – Memiliki karakter seperti ALL, namun kanker jenis ini berkembang dengan lebih lambat, bahkan hingga bertahun-tahun.
Karena kanker darah kronis (berkepanjangan) memerlukan waktu untuk dapat berkembang, tidak menutup kemungkinan bila jenis ini dapat berubah menjadi akut (tiba-tiba). Para pasien sangat dianjurkan untuk mengawasi perkembangannya dan menjalani perawatan yang diperlukan untuk meningkatkan prognosa mereka.
Kanker darah juga sering dihubungkan dengan berbagai faktor resiko termasuk kelainan genetis, kelainan darah, dan paparan senyawa kimia terutama bensol. Mereka yang pernah mendapat pengobatan bagi jenis kanker lainnya juga beresiko untuk terkena kanker darah setelahnya. Kebiasaan merokok sering dihubungkan dengan meningkatnya resiko terkena leukemia mielogenus akut. Riwayat keluarga juga dapat menyebabkan kondisi tersebut, namun presentasenya tidak begitu tinggi.
Gejala Penyakit Leukimia
Secara umum, gejala penyakit Leukimia di tahap awal tidak begitu terlihat. Namun, Anda dapat mewaspadai salah satu gejala Leukimia berikut ini yang timbul:
Anemia dan gejala yang terkait, seperti kelelahan, pucat di bibir, pucat di konjungtiva mata bisa menjadi salah satu tanda gejala leukemia.
Kecenderungan untuk memar atau mudah berdarah, termasuk perdarahan dari gusi dan hidung, atau darah dalam tinja atau urine bisa menjadi salah satu gejala leukemia.
Rentan terhadap infeksi seperti sakit tenggorokan atau pneumonia bronkial, yang bisa disertai dengan sakit kepala, demam ringan, sariawan, atau ruam kulit.
Pembengkakan kelenjar getah bening, biasanya di tenggorokan, ketiak, atau selangkangan.
Kehilangan nafsu makan dan berat badan juga merupakan salah satu gejala penyakit leukemia.
Ketidaknyamanan di bawah tulang rusuk kiri bawah (yang disebabkan oleh limpa bengkak).
Jumlah sel darah putih yang sangat tinggi dapat mengakibatkan masalah penglihatan karena perdarahan retina, telinga berdenging (tinnitus), perubahan status mental, ereksi berkepanjangan (priapismus), stroke, ataupun kejang karena perdarahan di otak.
Jika beberapa gejala penyakit leukemia ini muncul, maka siapa pun harus waspada.
Cara mengobati penyakit Leukimia
Pada dasarnya cara mengobati Leukimia bisa dibilang harus dengan seksama. Pasalnya, tujuan pengobatan Leukimia ini adalah untuk menghancurkan sel-sel kanker dan memungkinkan sel darah yang normal dibentuk di dalam sumsum tulang. Keputusan pengobatan leukemia didasarkan pada jenis leukemia yang dimiliki, stadium penyakit, usia dan kondisi kesehatan secara umum.
Jenis leukimia sendiri dilihat melalui pemeriksaan mikroskopis sumsum tulang, apakah jenis leukimia limfoblastik atau mieloblastik. Pemeriksaan ini juga dapat menentukan apakah leukimianya masuk kategori akut atau kronis.
1. Leukimia Limfoblastik akut
Cara mengobati leukemia limfoblastik akut (ALL) memiliki 3 langkah yang terdiri atas tahap induksi, konsolidasi, dan pemeliharaan.
2. Leukimia mieloblastik akut
Pengobatan leukemia mieloblastik akut (AML) didasarkan pada susunan genetik dari sel myeloid normal. Rencana pengobatannya biasanya memiliki 2 langkah yang meliputi induksi remisi dan terapi pasca-remisi.
Terdapat subtipe dari AML disebut promyelocytic leukemia akut, sehingga pasien mendapatkan obat-obatan lain, seperti arsenik trioksida dan obat all-trans retinoic acid (ATRA). Transplantasi sel induk dan kemoterapi juga digunakan ketika leukemia tidak respon terhadap pengobatan atau jika AML kambuh kembali.
3. Leukemia Limfositik Kronis (CLL)
Berikut ini adalah pilihan pengobatan leukemia limfositik kronis, diantaranya:
• Terapi radiasi. Ini dapat digunakan untuk mengobati kelenjar getah bening yang bengkak karena terlalu banyak limfosit abnormal.
• Cara ini merupakan kombinasi dari obat leukemia, termasuk antibodi monoklonal.
• Ketika CLL tidak respon terhadap pengobatan, atau jika kambuh kembali setelah pasien telah reda gejalanya selama beberapa waktu tertentu, cara mengobati leukemia yang seperti ini adalah dengan kemoterapi lebih atau transplantasi sumsum tulang.
Pasien CLL tidak mampu melawan infeksi dengan baik. Pasien dan dokter perlu untuk waspada dan memeriksa apakah ada tanda-tanda infeksi, seperti pneumonia (infeksi paru) atau infeksi jamur. Pengobatan dini akan membantu pasien bertahan hidup lebih lama. Obat leukemia disesuaikan dengan tingkat keparahan leukemia yang dideita oleh pasien.
Baca Juga: Penyakit Hipertensi dan Pengobatannya
4. Leukimia Mieloblastik Kronis
Leukimia mieloblastik kronis (CML) perlu diobati dengan segera. Bagi orang-orang yang baru didiagnosis pada tahap awal CML (fase kronis), tyrosine kinase inhibitor dapat bekerja selama bertahun-tahun. Jika pasien tidak menunjukkan kekambuhan, pasien tidak perlu melakukan transplantasi sumsum tulang. Tetapi jika pasien kambuh, sebaiknya pasien melakukan transplantasi sumsum tulang.
Sementara untuk orang-orang yang didiagnosis CML pada tahap selanjutnya (fase akselerasi atau fase krisis blast), pengobatan mungkin melibatkan kemoterapi atau tyrosine kinase inhibitor sebelum dilakukannya transplantasi sumsum tulangguna meningkatkan kemungkinan keberhasilan operasi transplantasi sumsum tulang.
Dalam kebanyakan kasus penyakit leukimia, sebenarnya tidak ada penyebab yang jelas. Kanker ini menyebabkan tubuh terlalu banyak mengandung sel darah putih. Sel darah putih ini berkembang secara abnormal. Dengan kondisi ini berarti tubuh kurang mampu mempertahankan diri terhadap infeksi yang menyerang. Hindari sebisa mungkin faktor yang menyebabkan infeksi dan jaga selalu system imun tubuh anda, merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit leukimia ini
Baca Juga : Penyebab Penyakit Kanker dan Gejalanya